Jumat, 03 Juni 2011

perekonomian bali



Pariwisata di Bali (dok detikcom)
DENPASAR - Selama kurun 2010 perekonomian di Bali terus meningkat bahkan Produk Domestik Regional Bruto (Bali) mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 5,83 persen.

Berdasar catatan Badan Pusat Statistik, sebenarnya sejak 2006 pertumbuhan perekonomian di Bali mengalami peningkatan. Sebagai daerah tujuan wisata Internasional, sumbangan terbesar masih didominasi dari sektor pariwisata yang mencapai 30,01 persen atau sebesar Rp20,02 triliun.

"Berbeda dengan daerah lainnya, sektor Pariwisata di Bali masih menjadi dominan di dalam pertumbuhan perekonomian. Hal ini membuktikan bahwa Bali memang sangat tergantung kepada sektor pariwisata," ujar Kepala Biro Pusat Statistik Bali, I Gede Suarsa.

Dari total pertumbuhan 5,83 persen, sebanyak 2,03 persen diantaranya berasal dari sektor pariwisata. Perlu dicatat sepanjang tahun 2010, pertumbuhan sektor pariwisata juga cenderung mengalami kenaikan. Sementara pada triwulan kedua mencapai 29,39 persen, kemudian meningkat lagi hingga 29,83 persen pada triwulan IV.

Di lain pihak, sektor pertanian justru cenderung menurun seperti diketahui pada triwulan IV tahun 2009, pertumbuhanya tercatat 17,84 persen kemudian turun menjadi hanya 17,78 persen pada triwulan IV tahun 2010.

Selain sektor pariwisata, sambung Suarsa, dari total PDRB senilai Rp66, 69 triliun itu disumbangkan sektor pertanian sebesar Rp 12,10 triliun atau 18,14 persen. Selain itu sumbangan lain diberikan pada sektor pengangkutan dan komunikasi mencapai Rp 9,63 triliun atau 14,44 petrsen.

Disusul dengan jasa-jasa sebesar Rp9,52 triliun atau 14,27 persen dan sisanya sebesar Rp15,43 Triliun atau 23,14 persen disumbangkan lima sektor lainnya. Sedangkan dilihat dari segi penggunaan, sebagian besar adalah didominasi untuk konsumsi rumah tangga yang jumlahnya mencapai Rp39,52 triliun atau 8,86 persen disusul konsumsi lembaga swasta nirlaba Rp560 miliar atau 0,83 persen.

"Untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp8,03 triliun atau 12,03 persen dan pembentukan modal tetap bruto mencapai Rp18,2 triliun atau 27,32 persen," tutup Suarsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar